JAKARTA,- Ini pandangan yang berbeda dari seorang pengamat politik, Yunarto Wijaya, tentang gegap gempita sepak bola Indonesia. Perhelatan AFF 2010 memang menarik perhatian seluruh masyarakat negeri ini. Tetapi, Yunarto tetap menyorotinya tak jauh-jauh dari dunia politik.
Menurutnya, satu hal yang paling menarik dari pertandingan Indonesia vs Filipina pada Kamis (16/12/2010) malam adalah Presiden SBY yang berbaju merah. Mengapa? Selama ini, Stadion Senayan sering menjadi tempat kampanye bagi SBY maupun partainya, Demokrat. Dan saat itu, ia selalu berbaju biru, warna identik partai yang didirikannya.
"Nah, yang paling menarik dari pertandingan kemarin itu, Pak SBY berani memilih baju merah daripada baju biru. Itu yang menarik. yang punya baju merah tidak protes, yang punya baju biru tidak masalah," kata Yunarto dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (18/12/2010).
Warna-warni yang selama ini membedakan kekuatan politik dinilai bisa melebur dalam warna merah putih. "Nasionalisme terbentuk ketika ada kinerja nyata, kerja sama yang kita sebut berasal bukan dari elit maupun bangsawan tapi sepak bola," ujarnya.
Apatisme yang muncul terhadap kinerja pemerintah dan hiruk pikuk politik, menurutnya, harus belajar dari euforia masyarakat terhadap Tim Nasional. Sebab, kata Yunarto, optimisme dan harapan justru datang dari hal lain diluar pemegang kekuasaan.
Sumber : KOMPAS.com
Yang paling menarik dari pertandingan kemarin itu, Pak SBY berani memilih baju merah daripada baju biru.
-- Yunarto Wijaya
"Nah, yang paling menarik dari pertandingan kemarin itu, Pak SBY berani memilih baju merah daripada baju biru. Itu yang menarik. yang punya baju merah tidak protes, yang punya baju biru tidak masalah," kata Yunarto dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (18/12/2010).
Warna-warni yang selama ini membedakan kekuatan politik dinilai bisa melebur dalam warna merah putih. "Nasionalisme terbentuk ketika ada kinerja nyata, kerja sama yang kita sebut berasal bukan dari elit maupun bangsawan tapi sepak bola," ujarnya.
Apatisme yang muncul terhadap kinerja pemerintah dan hiruk pikuk politik, menurutnya, harus belajar dari euforia masyarakat terhadap Tim Nasional. Sebab, kata Yunarto, optimisme dan harapan justru datang dari hal lain diluar pemegang kekuasaan.
Sumber : KOMPAS.com
0 komentar:
Posting Komentar